Temuan Pecahan 2 Patung Sphinx dari Makam Kuil Raja Amenhotep III


Mesir menjadi salah satu negara yang kaya akan sejarah di peradaban kuno. Selain piramida, patung Sphinx turut menjadi ikon dari negara yang terletak di Afrika Utara itu. Kabar terbaru, para arkeolog menemukan pecahan dari dua patung Sphinx dari penggalian di kuil makam Amenhotep III.

Dilansir dari Ancient Origins, misi arkeologi gabungan Mesir dan Jerman ini dipimpin oleh Dr. Horig Sorosian dan bertujuan untuk memulihkan kuil pemakaman Firaun Amenhotep III atau "Kuil Jutaan Tahun" di Luxor Barat serta Colossi of Memnon, dua patung besar Amenhotep III di Nekropolis Thebes.

Kedua pecahan tersebut merupakan bagian dari patung batu kapur Firaun Amenhotep III dalam bentuk Sphinx, terlihat dari hiasan kepala bergaris-garis, janggut kerajaan, dan kerah lebar di lehernya. Amenhotep III adalah raja kesembilan dari Dinasti Kedelapan Belas dan memerintah Mesir pada abad ke-14. Temuan yang tidak disengaja itu masing-masing berukuran 7,9 meter.

"Proses pembersihan patung batu kapur mengungkapkan tulisan 'kekasih Amun-Re' di salah satu potongan dada. Sedangkan, kedua pecahan Sphinx besar itu ditemukan setengah terendam air di belakang pintu gerbang tiang ketiga," kata Mostafa Waziri, Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Kepurbakalaan Mesir dalam konferensi pers.

Menurut Dr. Sorosian kedua patung tersebut dulunya sangat penting karena mereka mengkonfirmasi adanya perayaan Festival Lembah Indah, yang mana Sphinx diyakini menjadi bagian dari perayaan itu. Perlu diketahui, Beautiful Valley Festival atau Festival Lembah Indah adalah perayaan 'hari orang mati' dan umum dilakukan setiap tahun pada zaman Mesir Kuno.

Prosesi akbar yang berlangsung beberapa hari menandai dimulainya perayaan yang merupakan peristiwa menggembirakan dan semarak bagi masyarakat Thebes. Prosesi dilanjutkan ke Kuil pemakaman Firaun Amenhotep III, di mana makanan dan minuman akan dikorbankan oleh penduduk kota kepada para dewa. Bunga juga akan dibiarkan mengapung di sungai, lalu dikumpulkan untuk menghormati makam orang mati.

Masih di situs yang sama, tiga patung Sekhmet dalam kondisi hampir utuh pernah ditemukan. Sekhmet adalah dewi prajurit dan juga dewi penyembuhan yang digambarkan sebagai singa betina dan putri Ra yang melindungi firaun di saat peperangan. Sesuai laporan di ArtNews, Sekhmet adalah "pembela dewa Matahari Ra yang seperti singa." Laporan yang sama juga menyebutkan temuan sisa-sisa dari aula berpilar besar yang terbuat dari batu pasir dan memiliki relief pahatan "Heb-sed."

Heb-sed atau "Pesta Ekor" adalah perayaan pada zaman Mesir kuno di mana hak raja untuk memerintah diakui, ditegaskan kembali dan diperbarui. Meskipun asal-usul dan perkembangannya tetap diselimuti misteri, seiring waktu, perayaan itu diadakan jika dan ketika firaun menyelesaikan 30 tahun pemerintahannya dan setiap 3 tahun setelahnya. Diketahui perayaan tersebut diadakan dalam upaya untuk menyegarkan dan merayakan kesuksesan dan stamina firaun.

Menurut catatan yang berbeda, Amenhotep III memerintah Mesir Kuno selama 47 atau 38 tahun. Pemerintahannya adalah salah satu kemegahan dan kemakmuran yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan monarki Mesir Kuno mendapatkan pengakuan internasional dan kesuksesan pada bidang seni juga budaya yang luar biasa. Amenhotep III mengadakan setidaknya 3 perayaan Heb-sed dan terobsesi dengan gagasan bahwa setiap Heb-sed harus lebih megah dan spektakuler daripada yang pernah diadakan sebelumnya.

Oleh karena itu, banyak kuil dibangun di sepanjang Sungai Nil dan pengrajin serta pembuat perhiasan dipekerjakan secara massal untuk membuat barang yang berbeda dalam merayakan acara tersebut. Tercatat, di salah satu perayaan Heb-sed, firaun yang bersangkutan dihormati dua kali sebagai penguasa Mesir Hulu dan Hilir yang tak terbantahkan, mengenakan dua mahkota yang berbeda untuk dua penobatan serta dua pakaian dan jubah yang berbeda.

Comments

Popular posts from this blog

Makhluk Misterius Terlihat di Hamburg

Kisah Ratu Juana, Si Gila dari Kastila

Rekaman putri duyung di Polandia