Kearifan Lokal dari “Mitos Shachihoko” dalam Kehidupan Masyarakat Jepang


 Shachihoko adalah makhluk mitologi yang merupakan perpaduan dari ikan dan harimau yang dipercaya dapat menurunkan hujan dan mencegah terjadinya kebakaran, oleh sebab itu bangunan tradisional jepang banyak memasang patung binatang ini diatap rumah mereka supaya terhindar dari bahaya kebakaran. Shachihoko sudah ada dari zaman dulu. Asal usul shachihoko mungkin bahkan lebih jauh ke belakang, ke India. Dalam mitologi Hindu, ada monster laut besar bernama Makara yang setengah ikan dan setengah binatang (kadang-kadang digambarkan sebagai gajah, rusa, buaya, atau binatang lain). Makara adalah pelindung yang kuat dan pelayan berbagai dewa. Makhluk makara ini merupakan hewan dalam mitologi Hindu. Makara ini juga sering dilukiskan dalam relief-relief candi di Indonesia, terutama Jawa dan Bali. Namun, sesuai dengan negara dari mana ia berasal yaitu India. Makara ini digambarkan sebagai makhluk air ‘jadi-jadian’ yang besar, gabungan dari dua hewan berbeda. Misalnya Rusa dan Buaya, atau Gajah dan Ikan dengan dilengkapi dengan bagian tubuh tambahan yang menyerupai belalai. Makhluk yang lahir dari perpaduan beberapa hewan raksasa ini merupakan tunggangan Dewi Gangga dan Dewa Taruna. Makara juga dianggap sebagai dewa yang mempunyai wewenang menjaga kuil Hindu dan Buddha. Itu sebabnya dalam kepercayaan agama mereka, makara digunakan di atas pintu kuil. Gambar makara umumnya digunakan dalam arsitektur candi, terutama di atas gapura dan pintu, berfungsi sebagai penjaga candi dan dapat menyemburkan hujan. Makara versi Jepang cenderung lebih menyerupai shachihoko dari pada menyerupai makhluk Hindu asli. Shachihoko adalah makhluk yang bisa dibayangkan yang diciptakan orang Jepang artinya shachihoko hanya ada didalam khayalan dan disebut dengan makhluk imajiner. Masyarakat Jepang juga menyebutnya God (dewa). Mereka menganggap bahwa shachihoko adalah dewa pelindung dan sebagai jimat keberuntungan yang dapat menghalau berbagai macam bencana. Shachihoko adalah monster laut yang menakutkan yang memiliki tubuh ikan besar dan kepala harimau. Sirip dan ekornya yang lebar selalu mengarah ke langit dan sirip punggungnya memiliki banyak duri tajam. Shachihoko tinggal di samudera barat yang dingin dan mampu menelan sejumlah besar air dengan sekali teguk dan menahannya di perutnya. Shachihoko juga mampu memanggil awan dan mengendalikan hujan. Nobunaga Oda yang adalah raja yang berperang di provinsi Owari dan mulai menggunakan Shachihoko di Jepang di kastilnya yang disebut kastil Azuchi. Dia adalah orang pertama yang menggunakan Shachihoko di Jepang. Pada periode Edo atau sekitar tahun 1600-an, shachihoko digunakan sebagai ornamen atap pada periode Edo (1600-1868) dan ditemukan di atas istana, menara gerbang dan rumah-rumah samurai. Ornamen berbentuk Ikan dan berkepala Harimau ini (beberapa orang juga menyebutnya berkepala Naga), ditempatkan di kedua ujung bubungan atap dengan Shachi pria ditempatkan di sebelah kiri dan Shachi perempuan di sebelah kanan, dengan posisi, kepala di bawah dan badannya ke atas. Di Jepang terdapat sebuah Kastil yang memiliki shachihoko yang terkenal hingga saat ini yaitu Kastil Nagoya. Bahkan Shachihoko dijadikan lambang dari kota Nagoya tersebut. Nagoya Castle atau disebut juga dengan Kastil Nagoya, dibangun pada awal zaman Edo atas perintah Tokugawa Ieyasu, shōgun pertama yang dikenal di era Edo yang berlangsung selama 265 tahun. Kastil ini dibangun ketika ia berhasil menyatukan negara-negara Jepang yang sebelumnya tersebar dan berperang dan merupakan salah satu kastil terbesar di Jepang. Sepanjang sejarahnya, Nagoya Castle merupakan istana yang sering hancur lebur saat perang dunia II. Bangunan Nagoya Castle dibangun pada tahun 1612 untuk pertahanan dan mengamankan posisi penting di jalan Tokaido serta menangkal serangan dari Osaka. Fungsi Nagoya Castle adalah sebagai tempat pertahanan tetap berlanjut pada periode restorasi Meiji. Pada masa ini, Nagoya Castle menjadi benteng dan tempat tinggal tiga garis keturunan Tokugawa. Dua shachihoko emas terletak di menara kastil Istana Nagoya. Shachihoko ( shachi ) adalah makhluk khayalan dengan tubuh ikan besar dan kepala harimau. Karakter Jepang untuk kata shachi adalah 鯱yang menggabungkan dua karakter untuk 'ikan' dan 'harimau'. Dalam mitologi Jepang, diyakini bahwa jika ada api, shachihoko akan memadamkannya dengan mengeluarkan air. Akibatnya, patung dan ilustrasi makhlukmakhluk ini masih ditempatkan di sekitar rumah, di kuil dan istana sebagai dewa penjaga. Dari mitos shachihoko ini mengandung adanya kearifan lokal yang selalu dijunjung tinggi dan dipedomani masyarakat Jepang dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya mitos shachihoko, masyarakat Jepang tersadarkan atau teringatkan terhadap terjadinya suatu kebakaran yang membahayakan kehidupan manusia. Sehingga dengan demikian masyarakat Jepang dapat menjaga hubungan baik dengan sesama dengan saling mengingatkan. Masyarakat Jepang dapat saling mengingatkan untuk saling menjaga alam dengan tidak merusak, tidak gegabah dan selalu waspada terhadap lingkungan. Saat mereka melihat patung shachihoko mereka akan sadar bahwa alam harus dijaga dan dihormati serta dilestarikan dengan tidak merusaknya. Karena jika mereka merusaknya maka akan mengakibatkan datangnya berbagai macam bencana alam. Di dalam kehidupan masyarakat Jepang, shachihoko disebut juga sebagai dewa yaitu dewa pelindung yang sangat dihormati. Shachihoko dipercaya dapat melindungi mereka dari berbagai macam bencana alam. Masyarakat Jepang dalam hal ini sangat tenang dengan adanya mitos shachihoko tersebut. Karena konon, makhluk ini dipercaya dapat mengundang hujan, saat terjadi kebakaran. Oleh sebab itu makhluk ini dapat mencegah malapetaka kebakaran baik itu di rumah maupun di hutan. Tidak hanya itu saja Shachihoko juga dipercaya dapat mencegah gempa bumi dan juga dapat mencegah orang-orang dari kejahatan. Oleh karena itulah banyak orang-orang dijepang yang menaruh patung ini di rumah mereka, dan biasanya patung Shachihoko ini dipasang pada bagian atas rumah atau atap rumah yang berguna sebagai penolak bencana-bencana alam. Dilihat dari salah satu fungsi kearifan lokal yaitu kearifan lokal sebagai petuah, kepercayaan, sastra, dan pantangan. Kearifan lokal dari Mitos Shachihoko dikaitkan dengan hubungannya terhadap Manusia, Alam dan Dewa. Masyarakat Jepang sangat menghormati shachihoko sebagai dewa karena dianggap membawa banyak keberuntungan bagi kehidupan masyarakat Jepang. Mereka selalu menjaganya dengan selalu memantau dan melindungi agar patung shachihoko tidak dirusak maupun dicuri orang lain. Apabila pemilik rumah meletakkan patung shachihoko di atap rumah, maka ketentraman dan keamanan pun akan berpihak kepadanya. Karena masyarakat Jepang menganggap shachihoko itu adalah Dewa.

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Ratu Juana, Si Gila dari Kastila

Makhluk Misterius Terlihat di Hamburg

Mengenal Sosok Trajan, Kaisar Romawi Kuno Dengan Gelar Optimus